72 bahagia

Hujan deras, metromini 72 yang lagi penuh penumpang ini harus ditutup pintu dan jendelanya, pengap.
Diluar macet parah, metromini yang biasanya sakti nyerah bergerak 15 menit lalu, makin pengap.

Kernet tergopoh2 kembali dari meriksa macet = “Bang, di depan ada pohon nimpa mobil”
Sopir = “Buset dah, pagemana nih…berapa jauh?”
Kernet = “Depan gedung itu noh bang, sekiloan lah”
Sopir = #@#@^$^%$
Ibu2 di depan = “waduh…gimana nih..alamat macet banget, belum bersihinnya, belum dereknya…aduhhhh mo naek ojek ujan..ada-ada aja sih”
Komentar si ibu langsung ditimpali penumpang lain, yang jadi ramai2 mengeluh, mulai dari Dinas Taman yang gak bener mengurus pohon, DLLAJ yang gak memperlebar jalan, pemerintah yang gak mengharuskan semua bis berAC, bos di kantor yang gak mau tau susahnya naek angkutan umum, pawang ujan yang gak becus, warteg sebelah yang gak buka jadi bikin gak sarapan pas berangkat tadi.
Tiba-tiba ada anak SMA di pojok depan nyeletuk = “Untung bukan bis ini yang ketimpa pohon”

Celetukan pendek itu kayak ngelempar panah ke semua yang sedang mengeluh. Ada yang jadi menunduk, ada yang melongok cari si anak SMA, ada yang istighfar. Yang jelas lambat laun keluhan itu reda.
Saya mendadak bahagia….iya ya….fokus pada hal baik itu jauhhhhhhh lebih menenangkan. 🙂